Pages

Dengan Menyebut Nama-Mu Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Dengan Menyebut Nama-Mu Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
YAA MUQOLLIBAL QULUUB TSABBIT QOLBII 'ALAA DIINIKA "WAHAI YANG MEMBOLAK-BALIKKAN HATI, TEGUHKAN HATIKU PADA AGAMA-MU"


Tuesday, February 26, 2008

HATI

Ada sesuatu;
Yang membuatku terganggu;

Ada sesuatu;
Yang membuatku termenung;

Ada sesuatu;
Yang membuat hatiku tak menentu;

Sesuatu ... Sesuatu ... Sesuatu ...
Harus aku apakan sesuatu itu;
Aku tidak tahu;
Ingin kuutarakan;
Tapi bagaimana;
Aku tidak tahu...

Haruskah kusimpan saja?;
Aku juga tidak mau seperti itu;
Membuat hatiku semakin tak menentu saja;

Aku tidak mau seperti itu;
Tidak ... tidak ...

Sesuatu telah hadir dalam hidupku;
Membuatku harus memilih;
Apa mungkin sesuatu yang aku harapkan;
Akan aku dapatkan?;
Inginnya begitu;
Siapa yang tidak ingin?;
Mendapatkan sesuatu yang ingin diwujudkan;
Bisa terwujud ...

Yaa Allah apa yang harus aku lakukan?;
Hanya kepada-Mu aku memohon;
Tolonglah aku;
Aku tidak berdaya;
Kuserahkan semua kepada-Mu;
Karena hanya Engkau-lah pemilik segalanya;
Setiap do'a yang kupanjatkan;
Aku yakin Kau akan mengabulkan do'aku.

Apapun yang Kau berikan padaku;
Aku yakin itulah yang terbaik untukku;
Akan kuterima ...
Dengan keridhoan-Mu;
Dan jadikan hati ini juga ridho.

Monday, February 18, 2008

MENGENALI DAN MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK (MULTIPLE INTELEGENCES)

APA KECERDASAN ITU?

Menurut Dr. Howard Gardner (1983) menjelaskan bahwa kecerdasan adalah:
1. kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia;
2. kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan;
3. kemampuan untuk mendapatkan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya
seseorang.

POINT-POINT KUNCI KECERDASAN

1. Setiap orang memiliki 8 kecerdasan;
2. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang
memadai;
3. Kecerdasan-kecerdasan ini umumnya bekerja bersama dengan cara yang kompleks;
4. Banyak corak untuk menjadi cerdas dalam setiap bidang.

8 KECERDASAN TERSEBUT ADALAH:

1. Kecerdasan LINGUISTIK
Ciri-ciri:
- kecakapan berkomunikasi, berkata-kata, membentuk bunyi-bunyian, kata berirama,
menyenangi puisi;
- mudah mengungkapkan perasaan dengan kata-kata;
- senang membava dan menulis;
- orator atau pembicara yang fasih.

2. Kecerdasan LOGIKA-MATEMATIKA
Ciri-ciri:

- kemampuan deduktif;
- menyukai hal-hal yang berhubungan dengan angka dan berhitung;
- menyukai eksperimen;
- menyukai pelajaran eksak;
- senang menganalisa;
- menyukai matematika.

3. Kecerdasan MUSIK
Ciri-ciri:
- kemampuan berirama, mengenali nada, bergoyang-goyang;
- senang bernyanyi atau mendengarkan musik dimana pun berada;
- peka terhadap nada dan irama;
- dapat membedakan nada.

4. Kecerdasan VISUAL-SPASIAL
Ciri-ciri:
- menyukai bidang seni rupa (lukis, patung);
- senang merekam peristiwa;
- senang menggambar.

5. Kecerdasan KINESTETIK
Ciri-ciri:
- kemampuan untuk memanipulasi mental, pikiran;
- menyukai gerak tubuh;
- menyukai aktivitas tubuh.

6. Kecerdasan INTERPERSONAL
Ciri-ciri:
- kemampuan mengenali bahasa tubuh (tersirat dan tersurat);
- pandai berkomunikasi;
- senang melakukan aktivitas yang menyangkut orang banyak.

7. Kecerdasan INTRAPERSONAL
Ciri-ciri:
- skill untuk introspeksi diri;
- memiliki buku catatan harian;
- sensitif terhadap nilai diri;
- menyadari kelebihan dan kekurangan diri;
- senang berekreasi sendiri.

8. Kecerdasan NATURAL
Ciri-ciri:
- senang memelihara binatang peliharaan dan tanaman;
- minat besar terhadap flora dan fauna;
- peduli lingkungan;
- menyukai alam

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN

1. Faktor keturunan (bawaan/ genetik);
2. Faktor lingkungan.

PEDOMAN PRAKTIS UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN

1. Linguistik: ajak bercakap-cakap (ketika dalam kandungan juga), dibacakan cerita,
menyanyikan lagu;
2. Logika-Matematika: latih mengelompokkan, menyusun, merangkai, bermain angka,
catur, monopoli, komputer, puzzle, teka-teki;
3. Visual-Spasial: mengamati gambar, foto, melipat, permainan komputer;
4. Kinestetik (Gerak Tubuh): latih berdiri dengan satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, senam, menari;
5. Musik: latih bernyanyi, memainkan alat musik;
6. Interpersonal: bermain dengan anak yang lebih tua, saling berbagi kue; mengalah,
permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku bangsa;
7. Intrapersonal: menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal;
8. Naturalis: memelihara tanaman dalam pot, memelihara hewan peliharaan, rekreasi ke
kebun, ke kebun binatang.

Indra Kusumah, S.Psi. PRA EXCELLENT PARENTING TRAINING
Sabtu, 16 Februari 2008 (Aula SMA Darul Hikam Jl. Tubagus Ismail)

Saturday, February 9, 2008

محبة الله (Mencintai Allah)

Ciri adanya cinta:
1. Ada kerinduan;
Obatnya rindu adalah dengan komunikasi.
2. Ada perhatian;
3. Ada kekaguman;
4. Ada pengorbanan.

Allah SWT berfirman dalam:

Q.S. Al-Baqarah 2: 165 yang artinya:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.

Q.S. At-Taubah 9: 24 yang artinya:
“Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”.

Q.S. Ali Imran 3: 31-32 menjelaskan tentang bukti cinta kepada Allah SWT
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
“Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".

Q.S. Al-Maidah 5: 54.
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui”.

Lima (5) konsekuensi cinta:
1. Cinta harus melahirkan kesetiaan (loyalitas) kepada Allah;
2. Cinta harus melahirkan sikap mencintai siapapun yang dicintai kekasih (Allah);
3. Cinta harus melahirkan sikap mencintai apapun yang dicintai kekasih (Allah);
4. Cinta harus melahirkan sikap membenci siapapun yang dibenci kekasih (Allah);
5. Cinta harus melahirkan sikap membenci apapun yang dibenci kekasih (Allah).

AMAL-AMAL YANG BISA MENDATANGKAN CINTA ALLAH

A. BERBUAT IHSAN;
إحسن، حسن: baik
Ihsan yaitu selalu berbuat baik/ selalu memperbaiki.
Orang yang berbuat ihsan selalu mencari ilmu dan tekad/ keinginan (makna tersirat dari memperbaiki (إحسن)

Q.S. Az-Zumar 39: 18
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”.

Q.S. Az-Zumar 39: 55
“Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya”.

Q.S. Al-Isra 17: 53
“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”.

مُحْسِن (Orang yang berbuat ihsan) selalu menggunakan kata-kata terbaik, santun.

Q.S. Al-Baqarah 2: 195
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

Q.S. An-Nahl 16: 90
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.

Q.S. Adz-Dzariyat 51: 15 – 19
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.

(Al-Hadits)
“Sesungguhnya Allah menyukai kebaikan dan mencintai orang yang berbuat baik”
Ada ungkapan, “yang baik belum tentu benar, yang benar pasti benar
Prinsip agar selalu tetap berbuat baik adalah:
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini”.

B. SABAR;
Apa itu sabar?
Menurut Shahath bin Mahmud:
Sabar adalah teguh (istiqamah) berada dalam jalan kebenaran, tidak larut pada ajakan nafsu, jiwanya tidak pernah mengenal putus asa, dan lidahnya tidak pernah mengeluh kecuali pada Allah SWT, serta selalu berikhtiar dengan sungguh-sungguh.

Q.S. Ali Imran 3: 146
“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”.

Q.S. Ali Imran 3: 200 (perintah bersabar).
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

a. Jadikan sabar itu sebagai penolong, energi, senjata;
Energi kehidupan ada lima, yaitu:
1. Cinta;
2. Do’a;
3. Ilmu;
4. Syukur;
5. Sabar.

Q.S. Al-Baqarah 2: 45 : sabar itu sebagai energi, penolong, senjata
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'”.

Q.S. Al-Baqarah 2: 46 : orang sabar itu adalah orang yang khusyuk.
“(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”.

b. Sabar bisa menjadi penyelamat dari segala kerugian;
Q.S. Al-‘Ashr 103: 1 – 3
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.

c. Sabar merupakan jalan hidup yang terbaik;
Q.S. An-Nahl 16: 126
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar”.

d. Sabar menghadapi nafsu.

C. TAQWA;
a. Menurut Ubay bin Ka’ab r.a.:
Taqwa adalah waspada, mawas diri. Secara bahasa taqwa berarti hati-hati
b. Menurut Abdullah bin Mas’ud r.a.:
Taqwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah menjauhi kemaksiatan, mensyukuri nikmat-Nya, dan selalu mengingat-Nya.

Urgensi taqwa:
1. Taqwa bisa mendatangkan cinta Allah;
Q.S. Ali Imran 3: 76
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”.

2. Wasiat Allah untuk semua Nabi;
Q.S. An-Nissaa 4: 131
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji”.

3. Merupakan bekal terbaik;
Q.S. Al-Baqarah 2: 197
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal”.

4. Merupakan kunci kemenangan.
Q.S. Ali Imran 3: 120
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.

Ciri-ciri taqwa:
1. Memiliki kepekaan sosial;
2. Pandai mengendalikan emosi;
3. Memiliki jiwa pemaaf;
4. Segera bertaubat dan istighfar apabila berbuat kesalahan.
Istighfar : sebatas ucapan/ kata-kata;
Taubat : ditindaklanjuti dengan perbuatan.

Ciri-ciri taubat:
1. berhenti;
2. tidak mengulangi;
3. recovery (pemulihan dengan amal sholeh).

Keempat point ciri-ciri taqwa (1, 2, 3, dan 4) di atas dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran 3: 133 – 135.

Tipe-tipe pendosa:
1. meremehkan dosa;
2. menunda-nunda taubat;
3. baru bertaubat kalau sudah susah;
4. putus asa;
5. orang yang sadar akan dosanya dan yakin Allah akan mengampuninya dan mau bertaubat.

Trik agar taubat kita diterima Allah SWT, yaitu:
a. Menyesal;
Rasul SAW bersabda: “Menyesal itu salah satu bentuk taubat”. (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hiban)
b. Melaksanakan shalat 2 raka’at (disebut shalat taubat/ shalat mutlaq) sambil membaca do’a yang ada dalam surat Al-‘Araf 7: 23
c. Meninggalkan dosa;
Hadits diriwayatkan Ibnu Abbas: “Orang yang bertaubat namun ia tetap mengerjakannya (dosa) maka ia seperti mengolok-olokkan Tuhannya”. (HR. Ibnu Abi Dunya)
d. Tidak mengulangi.
Q.S. Al-Furqon 25: 68 - 71

5. Taat kepada kebenaran;
Q.S. At-Taghobun 64: 16
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

6. Rajin introspeksi diri:
Q.S. Al-Hasyr 59: 18
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

7. Berjuang untuk mendapat husnul khotimah;
Q.S. Ali Imran 3: 102
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.

8. Sangat yakin adanya hari pembalasan;
Q.S. Al-Hajj 22: 1
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)”.

9. Kerasan (betah) berada dalam lingkungan yang sholeh.
Q.S. At-Taubah 9: 119
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.

Manfaat taqwa:
a. Allah akan memberikan ridho-Nya;
Q.S. Al-Bayyinah 98: 7 – 8
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”.

b. Taqwa akan melahirkan jiwa furqon (mampu memisahkan kebaikan dan keburukan);
Q.S. Al-Anfal 8: 29
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar”.

c. Allah akan memberikan berkah pada orang yang taqwa;
Berkah adalah kebaikan yang memiliki nilai plus.
Q.S. Al-‘Araf 7: 96
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

d. Allah akan memberikan solusi.

D. BERBUAT ADIL;
Q.S. Al-Maidah 5: 42
“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil”.

Q.S. An-Nissaa 4: 58
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Lagi Maha Melihat”.

Adil bukan berarti sama rata.
Adil adalah menempatkan segala sesuatu secara proporsional.
Q.S. An-Nissaa 4: 135
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.

Kesimpulan dari ayat tersebut adalah:
1. Adil terhadap diri sendiri;
2. Adil terhadap ibu bapak (keluarga);
3. Adil terhadap lingkungan;
4. Adil terhadap Allah.

---- والله أعلم بالصواب ----

Sumber: Ustadz Aam Amiruddin, Majelis Percikan Iman

Friday, February 8, 2008

Cerita Waktu Pulang dari Sekolah

Tadi ketika aku pulang dari sekolah, di angkot, di sebelahku ada seorang wanita muda dan dihadapan wanita muda itu seorang ibu yang sudah lanjut. Kalau diperhatikan dari pakaian yang mereka pakai, sepertinya mereka guru di suatu sekolah, entah sekolah mana, aku tidak tau. Keduanya saling berbincang-bincang. Ketika ibu itu melihat sebuah sepeda motor yang melaju agak cepat, ia bilang, "Ibu mah ngga kuat kalo naek motor, suka sakit pinggang. Kata wanita muda itu, "iya, angin dan ngga bisa tidur seperti di angkot". Kemudian ibu itu berkata lagi, "padahal si bapak tiap hari inginnya nganterin pake motor meskipun udah tua juga. Tapi ibu bilang biar ibu naek angkot aja". Lalu wanita muda itu berkata, "bapak tuh kasihan sama ibu". Sesampai di Gerlong pas lampu merah, akhirnya ibu itu turun duluan sedangkan wanita muda itu turun di Ledeng.

Yang menjadi renunganku selama perjalanan, ketika ibu itu bilang, "padahal si bapak tiap hari inginnya nganterin pake motor meskipun udah tua". Yang terbayang dalam pikiranku adalah bapak itu, walaupun aku tidak tau siapa bapak yang menjadi suaminya ibu itu. Dari kata-kata bapak itu, terbayang betapa sayangnya bapak itu terhadap istrinya. Aku jadi membayangkan bagaimana kehidupan mereka. Mereka memang sudah lanjut usia, tapi rasa sayang yang mereka punya masih mengalir. Mungkin kalo sudah tua cinta yang mereka rasakan adalah bukan rasa cinta yang seperti ketika mereka masih muda, tapi rasa sayang (kanyaah) yang telah sekian lama bersama dalam mengarungi lika-liku dan suka dukanya dalam rumah tangga. Mungkin itulah yang disebut dengan mawaddah bukan mahabbah lagi.

Penggunaan Dan Pengertian Istilah-Istilah Cinta (5)

41. Ar-Rasis (teguh, tegar)
Banyak orang yang menggunakan kata ini untuk penyebutan kekuatan hawa nafsu (rasîsul hawa), keteguhan cinta (rasîsul hubbi) dan kekuatan rindu (rasîsusy syauq). Dan mereka menyangka bahwa kata ini merupakan istilah cinta, padahal bukan sama sekali. Ar-Rasîs berarti sesuatu yang teguh dan tegar. Dan rasîsul hubbi berarti keteguhan cinta dan keabadiannya.

42. Ad-Dâ`ul Mukhamir (penyakit yang merasuk)
Istilah ini menjelaskan tentang sifat cinta, karena cinta itu membuat antara hati dan jiwa saling merasuk atau saling bercampur.

43. Al-Wuddu (cinta yang tulus)
Kata Al-Wuddu bermakna cinta yang tulus, lembut dan suci. Kedudukannya dengan cinta sebagaimana kedudukan lemah lembut dengan kasih sayang.

44. Al-Khullah (cinta yang satu)
Al-Khullah memiliki arti cinta yang satu. Al-Khalil berarti menjadikan cintanya hanya untuk satu orang yang dicintainya, yaitu yang tidak menerima persekutuan. Oleh sebab itulah Al-Khullah ini hanya dikhususkan untuk Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad saw. Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisâ yang artinya
“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah mengambil aku menjadi kesayangan-Nya, sebagaimana Dia mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya”. (HR. Muslim)

45. Al-Khilmu (sahabat)
Kata Al-Khilmu diambil dari kata Al-Mukhalamah yang berarti persahabatan atau kasih sayang.

46. Al-Gharâm (cinta yang dibutuhkan)
Kata Al-Gharâm bermakna cinta yang dibutuhkan. Bila dikatakan rajulun mughramun bil hubbi, maka berarti orang itu membutuhkan cinta.

47. Al-Huyâm (sangat dahaga)
Dalam kitab Ash-Shahhah disebutkan bahwa kata Al-Huyâm memiliki arti yang sangat luas dengan kerinduan atau yang lainnya. Dikatakan qalbun mustahamun berarti hati yang sangat haus dengan cinta. Dan kata Al-Huyyam mempunyai arti seperti orang gila karena cinta.

48. At-Tadliyah (gila, linglung)
Kata At-Tadliyah dalam kitab Ash-Shahhah berarti kehilangan akal atau gila karena cinta.

49. Al-Walahu (tidak waras, bingung)
Kata Al-Walahu memiliki arti, hilangnya akal atau menjadi tidak waras disebabkan oleh cinta. Bila dikatakan, “Naaqatun waalihun”, maka berarti unta itu sangat sayang kepada anaknya.

50. At-Ta’abbud (penghambaan)
Kata At-Ta’abbud berarti penghambaan. Dimana hal itu merupakan tujuan akhir (puncak) dari sebuah cinta dan sebuah ketundukan. Bila dikatakan, “Abbadahul hubbu” maka berarti ia diperbudak oleh cinta. Dan jika dikatakan, “Thariqun Mu’abbadun”, maka berarti jalan yang sering dilalui oleh kaki. Begitu pula keadaan orang yang sedang mencinta, ia akan selalu diperbudak dan diperhamba oleh cinta. Maka tingkatan ini tidak boleh diberikan kepada seorang pun kecuali kepada Allah SWT.

Sumber dari: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Mukhtashar Raudhatul Muhibbîn - Taman Orang-orang Jatuh Cinta)

Tuesday, February 5, 2008

Penggunaan Dan Pengertian Istilah-Istilah Cinta (4)

31. Al-Araqu (tidak bisa tidur)
Al-Araqu
juga merupakan gejala-gejala cinta dan kelazimannya yang memiliki arti tidak bisa tidur.

32. Al-Lahfu (sedih)
Al-Lahfu
juga hukum-hukum dan gejala-gejala cinta. Al-Lahfu berasal dari kata Lahifa Yalhafu yang berarti sedih atau menyesal.

33. Al-Hanin (kerinduan, belas kasih)
Dalam kitab Ash-Shahhah disebutkan bahwa makna Al-Hanîn adalah rindu atau keterpautan jiwa.

34. Al-Istikanah (tunduk, menyerah)
Al-Istikanah
merupakan hukum-hukum cinta dan kelazimannya dan bukan merupakan nama khusus untuk cinta. Asal makna kata Al-Istikanah adalah ketundukan.

35. At-Tabâlah (derita cinta)
Kata At-Tabâlah adalah bentuk wazan Fa’âlah. Jika dikatakan “Taballahu” maka berarti membinasakannya.

36. Al-Lau’ah (terbakar kerinduan)
Dalam kitab Ash-Shahhah disebutkan bahwa kata “Lau’atul Hubbi” berarti terbakar cinta. Jika dikatakan “Laa’ahul Hubbu” berarti hatinya terbakar oleh kerinduan.

37. Al-Futûn (ujian, cobaan)
Kata Al-Futûn merupakan bentuk mashdar dari kata fatana yaftinu futûnan.
Al-Khalil berkata, “Al-Fatnu berarti siksaan”. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzariyat: 13) yang artinya:
“(Hari pembalasan itu ialah) pada hari mereka diadzab di atas api neraka”.
Kata waraqun fatînun berarti tembaga yang terbakar. Dikatakan seseorang mendapat fitnah bila habis hartanya dan hilang akalnya. Dan wanita itu memfitnahnya berarti wanita itu membuatnya bingung. Yang dimaksud disini adalah bahwa cinta merupakan sarang fitnah (cobaan) dan tidaklah seseorang mendapatkan fitnah kecuali disebabkan oleh cinta.

38. Al-Junûn (gila, tidak waras)
Seseorang bisa dibuat gila karena cinta. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
Engkau gila karena orang yang dicinta;
Cinta yang membara lebih nyata dari gila;
Bara itu tidak padam sepanjang masa;
Orang yang gila menggelapar kapan pun juga.

39. Al-Lamamu (setengah gila, setengah sinting)
Menurut pendapat Al-Jauhari, Al-Lamanu merupakan bagian dari gila. Dikatakan rajulun malmun berarti orang itu setengah gila atau setengah sinting. Dan dikatakan juga Asbahat fulaanan minal-jinni lammatun berarti orang itu setengah sinting.
Kesimpulannya, kata Al-Lamamu tidak dimasukkan sebagai istilah cinta, namun karena memang orang yang dicintai dapat membuat orang yang mencintai menjadi setengah gila, maka kata Al-Lamamu ini dimasukkan sebagai salah satu dari istilah cinta.

40. Al-Khablu (binasa)
Al-Khablu
merupakan konsekuensi dan pengaruh cinta dan bukan dari istilah-istilah cinta. Ia merupakan bagian dari gila dan kerusakan.

bersambung....
Sumber dari: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Mukhtashar Raudhatul Muhibbîn - Taman Orang-orang Jatuh Cinta)

Monday, February 4, 2008

Penggunaan Dan Pengertian Istilah-Istilah Cinta (3)

21. Al-Wahalu (takut, gemetar)
Asal kata Al-Wahalu memiliki arti rasa takut dan gemetar. Kata Al-Wahalu dijadikan salah satu dari istilah cinta karena cinta senantiasa dibayangi perasaan rasa takut.
Kebanyakan manusia ketika melihat orang-orang yang dicintainya maka berubahlah rona wajahnya dan menjadi gemetar. Jika ditanya mengapa hal itu bisa terjadi? Maka di antara mereka tidak yang mengetahui penyebabnya. Namun ada yang mengatakan, penyebabnya adalah bahwa kecantikan adalah penguasa bagi hatinya, sehingga jika cinta itu datang maka gemetarlah hati terhadap penguasanya. Sebagaimana seorang raja yang gemetar ketika ia menguasai rakyatnya. Maka kecantikan adalah penguasa bagi hatinya, dan raja adalah penguasa bagi rakyatnya. Jika kemampuan menguasai diri manusia bisa menggetarkan, maka bagaimana dengan kekuasaan yang lebih besar dari itu?

22. Asy-Syajnu (membutuhkan)
Asy-Syajnu
adalah salah satu dari istilah-istilah cinta. Asy-Syajnu berarti membutuhkan dalam keadaan seperti apapun. Dan kebutuhan orang yang mencintai sangat besar terhadap orang yang dicintainya.

23. Al-Lâ’ij (hangus, terbakar)
Kata Al-Lâ’ij merupakan isim fa’il dari kata la’aja. Bila dikatakan la’ajahudl dlarbu maka berarti pukulan itu menjadikan tubuhnya sakit, atau membuat kulitnya menjadi hangus (lembam). Cinta diberi istilah dengan kata Al-Lâ’ij karena cinta dapat membakar hati seseorang.

24. Al-Ikti’âb (merana karena sedih)
Al-Ikti’âb
memiliki arti keadaan yang buruk atau merana yang disebabkan rasa sedih.
Cinta disebut dengan istilah Al-Ikti’âb, karena seseorang bisa merana karena cinta dan orang yang dicintainya menghilang, sehingga di antara mereka berdua dalam keadaan yang memilukan.

25. Al-Washbu (derita cinta)
Al-Washbu
bermakna derita cinta atau kepedihan cinta, karena asal makna dari kata Al-Washbu adalah sakit atau pedih.

26. Al-Haznu (kesedihan)
Kata Al-Haznu telah dianggap menjadi salah satu dari istilah cinta. Walaupun sebenarnya kata Al-Haznu tidak termasuk dari istilah-istilah cinta, ia hanya merupakan sebuah keadaan yang menimpa orang-orang yang mencintai. Dengan kata lain, kesedihan merupakan akibat dari hal-hal yang tidak disukai, yaitu menyelisihi sesuatu yang ia senangi. Hal ini disebabkan karena cinta tidak terlepas dari hal-hal yang tidak disenangi oleh hati orang yang mencintai, maka kesedihan merupakan kelaziman dari sebuah cinta.

27. Al-Kamadu (kesedihan yang terpendam di dalam hati)
Al-Kamadu
berkaitan dengan erat dengan hukum-hukum cinta. Walaupun pada hakekatnya kata ini bukan merupakan istilah-istilah cinta. Namun bagi orang-orang yang berbicara tentang cinta tidak membedakan antara nama-nama, kelaziman dan hukum-hukum cinta. Dan kata Al-Kamadu memiliki arti kesedihan yang terpendam atau tersembunyi.

28. Al-Ladz’u (terbakar api)
Kata Al-Ladz’u juga termasuk dari hukum-hukum cinta. Makna asal dari kata Al-Ladz’u adalah tersambar (terbakar) api.

29. Al-Huraqu (gejala cinta)
Al-Huraqu
merupakan pengaruh dan gejala-gejala cinta. Kata Al-Hurqah terkadang dipakai dalam istilah cinta, sebagaimana perkataan mereka:
“Engkau tidak memiliki pengaruh dalam urusan ini”
Kata Al-Huraqu terkadang juga dipakai dalam istilah marah.

30. As-Suhdu (sulit tidur)
As-Suhdu juga merupakan gejala-gejala cinta dan kelazimannya. Kata As-Suhâd berarti sulit tidur atau sedikit tidur.

bersambung....
Sumber dari: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Mukhtashar Raudhatul Muhibbîn - Taman Orang-orang Jatuh Cinta)

Friday, February 1, 2008

Penggunaan Dan Pengertian Istilah-Istilah Cinta (2)

11. Al-‘Isyq (cinta buta, cinta yang meluap-luap)
Al-‘Isyq
adalah istilah yang paling buruk dan paling jelek untuk nama cinta. Orang-orang Arab tidak suka menggunakan istilah ini, seakan-akan mereka menyembunyikan istilah ini dan tidak menggunakannya dalam bahasa resmi mereka. Bahkan hampir tidak terdapat dalam kata-kata sya’ir mereka. Istilah ini baru digunakan oleh orang-orang pada zaman ini. Dan istilah ini juga tidak terdapat dalam Al-Quran maupun di dalam As-Sunnah kecuali dalam hadits Suwaid bin Saad. Dan juga dalam perkataan mereka, sebagaimana perkataan seorang penyair:
Apa sulitnya bagi seorang pendusta;
Untuk berkata, padamu kuserahkan cinta;
Dia berkata, sebenarnya engkaulah kekasihku;
Sekalipun tidak ada ketulusan pada dirimu.
Dalam kitab Ash-Shahhah disebutkan, Al-‘Isyq bermakna puncak cinta.
Ibnu Sayyidah berkata: “Al-‘Isyq memiliki arti kekaguman orang yang mencintai terhadap orang yang dicintai baik itu cinta suci atau tidak, sehingga mengantarkannya ke tempat kesucian atau kejahatan”
Ada yang berpendapat bahwa:
a. Al-‘Isyq adalah nama cinta;
b. Al-‘Isyq adalah sumber cinta;
c. Al-‘Isyq diambil dari nama sebuah pohon yang bernama ‘Asyiqah, yaitu sebuah pohon yang menghijau lalu lama-kelamaan menjadi kuning;
Al-Farra’ berkata: “Al-‘Isyq adalah jenis sebuah tumbuhan yang menghasilkan getah perekat, maka cinta dinamakan dengan istilah Al-‘Isyq karena ia lengket dan merekat dalam hati seseorang”;
Ibnul A’rabi berkata, “Al-‘Asyaqah bermakna Al-Lublâbah yaitu jenis sebuah pohon yang menghijau lalu menguning.”

12. Al-Jawâ (cinta yang membara)
Dalam kitab Ash-Shahhah disebutkan bahwa arti Al-Jawâ adalah cinta yang membara disebabkan kecintaan yang meluap-luap atau cinta yang disertai dengan kesedihan.

13. Ad-Danafu (sakit karena cinta)
Orang-orang Arab sangat jarang sekali menggunakan istilah ini untuk cinta, mereka biasanya menggunakan istilah ini untuk hal-hal yang berkaitan dengan rasa sakit. Kata Ad-Danafu digunakan untuk istilah cinta oleh orang-orang pada zaman sekarang ini.

14. Asy-Syajwu (cinta yang berakhir dengan kegelisahan)
Makna Asy-Syajwu adalah cinta yang senantiasa diiringi perasaan gelisah dan kesedihan.

15. Asy-Syanqu (rindu)
Asy-Syanqu
adalah pengelamaan hati untuk bersua dengan orang yang dicintai .

16. Al-Khilâbah (cinta yang menipu/ mengecoh)
Kata Al-Khilâbah mempunyai arti cinta yang menipu atau cinta yang mengecoh, yaitu cinta yang hanya sampai pada Al-Khilb, yaitu pembatas antara hati dan lambung. Cinta yang seperti ini disebut dengan Al-Khilâbah karena cinta itu dapat mengecoh dan menipu orang yang sedang dimabuk cinta.
Cinta yang demikian lebih tepat dinamakan dengan istilah Al-Khilâbah, karena cinta ini dapat seseorang buta, tuli, dan dapat menipu hati orang yang dicintai.

17. Al-Balâbil (gelisah)
Kata Al-Balâbil merupakan bentuk jamak dari kata balbalatun. Bila dikatakan, “Balâbilul hubbi” berarti yang senantiasa mengganggu cinta itu dan membuatnya gelisah.

18. At-Tabârih (cinta yang memuncak)
Jika dikatakan Tabârihul Hubbi, Tabârihusy Syauq dan Tabârihul Jawâ, maka berarti cinta yang memuncak, kerinduan yang memuncak, dan cinta yang menyala-nyala. Dan Barraha bihil Hubbu wasy Syauq bila ia dilanda cinta yang membara dan menyala-nyala.

19. As-Sadam (cinta yang berakhir dengan rasa sedih)
Kata As-Sadam berarti cinta yang berakhir dengan penyesalan dan kesedihan.

20. Al-Ghamarât (bodoh, lalai, mabuk)
Kata Al-Ghamarât adalah bentuk jamak dari kata Ghamratun, yang berarti sesuatu yang membuat hati menjadi bodoh karena cinta, mabuk, atau lalai.
Allah berfirman dalam Q.S. Adz-Dzariyât: 10-11) yang artinya:
“Terkutuklah orang yang berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai”.
Yakni kelalaian telah membuat hatinya terbenam dalam kebodohan dan kesesatan.

bersambung .....
Sumber dari: Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Mukhtashar Raudhatul Muhibbîn - Taman Orang-orang Jatuh Cinta)